Wednesday, February 18, 2009

Bosan

Apakah saya sudah pernah bilang bahwa saya seorang pembosan?
Saya tidak suka rutinitas, kecuali rutin menerima uang pada tanggal tertentu, kalau bisa dengan jumlah yang makin meningkat, hanya supaya saya tidak bosan.

Saya pernah mendengar seseorang berkata, tidak ada yang tahu apakah suatu shot foto akan jadi bagus atau tidak, yang bisa kamu lakukan hanya mengambil shot sebanyak-banyaknya, dan terus berburu foto.
Begitu juga dengan menulis, tidak ada yang bisa tahu, kapan sebuah tulisan akan menjadi bagus, yang bisa kamu lakukan hanya terus menerus menulis.

Sudah beberapa waktu, saya meninggalkan kebiasaan saya membawa kamera saku pada setiap acara, sekarang saya sedang mengumpulkan uang untuk membeli sebuah kamera saku yang baru, untuk mengabadikan keping-keping perjalanan hidup saya. Kamera saku saya yang bernama kodie itu masih ada di lemari, masih saya bawa ke jakarta. Saya sudah lama tidak melihat file-file yang masih ada di dalamnya. Tadi baru saja saya lihat kembali. Ternyata masih ada file-file foto wisuda saya. Ternyata masih ada file-file foto perjalanan saya bersama kakak-kakak sepupu saya dari Bandung ke Solo. Ternyata masih ada file foto saya bersama dia, yang sekarang hanya bisa saya pandangi sambil meringis, padahal dulu saya bisa sangat gembira melihatnya. Ternyata masih ada file-file foto ketika saya di Bali, bersama teman saya, yang sekarang entah bagaimana keadaannya.
File-file foto itu menyimpan kepingan-kepingan hidup saya, yang hampir saja saya lupakan. Sebuah peringatan untuk saya, apa yang pernah saya rasakan, apa yang pernah saya jalani, apa yang pernah terjadi.
Saya bertekad, paling lambat pada saat saya bertambah tahun nati, saya harus mampu membeli sebuah kamera saku yang baru. Tidak usah sebuah kamera DSLR, asal mampu merangkum kenangan yang saya miliki, sudah cukup.

Sudah beberapa lama juga saya memiliki blog ini. saya baru mulai membacanya lagi dari awal. Baru akan, tepatnya. Tapi saya yakin, blog ini merangkum perjalanan hidup saya juga. Merangkum perkembangan pola pikir saya. Merangkum kemampuan berbahasa saya.
Terkadang saya letih menulis. Saya bosan. Sama halnya dengan hobi membawa kamera saku itu. Mungkin saya perlu rehat. Mungkin saya perlu membuat orang lupa akan eksistensi blog saya. Supaya blog saya bisa menjadi milik saya secara pribadi lagi.


Mungkin saya perlu merasa kangen. Merasa sakaw. Merasa butuh menulis. Saya perlu menemukan tombol refresh dalam diri saya. Mengalihkan perhatian saya pada hal lain. Menemukan hobi baru.

Kira-kira hobi yang cocok untuk saya, apa ya? jangan sarankan bermain gitar, karena saya tidak bisa... lagipula, di sebelah kos saya sudah cukup gegap gempita, biarkan mereka yang pesta semalam suntuk. jangan juga sarankan makan, karena saya sedang mencoba meyakinkan diri saya bahwa makan itu kebutuhan, bukan hobi, badan saya sudah membulat nyaris sempurna. jangan pula menyarankan olah raga pada saya, karena saya hanya bisa berenang gaya anjing, dan hanya itu, saya tidak bisa berolah raga yang lain. jangan coba sarankan membaca, karena membaca itu rutinitas yang saya benci tapi rindu, di saat saya tidak dapat terlelap, saya akan membaca nyaris semua bacaan yang menarik bagi saya, tolong dicatat bahwa buku pelajaran dan buku teks yang bermanfaat secara keilmuan tidak menarik bagi saya, saya lebih suka membaca buku-buku bergambar, apalagi kalau ada cowok gantengnya. jangan bilang saya harus mencoba hobi gontaganti pacar, karena saat ini satu pacar saja saya tidak punya, bagaimana caranya saya mesti ganti? lagipula, saya terlalu sibuk akan tidur siang dan ngegame malam untuk menyibukkan diri berpacaran. jangan bilang kamu menyrankan saya berjalan-jalan, karena saya selalu melakukannya, dan berujung pada saya nyasar, kali ini di belantara jakarta ini, saya tidak punya teman nyasar, bahkan (I'm) Vario (!) pun tak ada.

Ah, saya bingung. Sebaiknya saya tunggu saja uang saya terkumpul untuk membeli kamera saku yang harganya sebarnya tak seberapa itu, baru kemudian rehat.


---
Siapa saya? saya juga tidak tahu... saya tempe... sigh...

No comments: